Renungan Harian
Rabu, 28 Desember 2016

Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
Yeremia 1:9

Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Yohanes 3:10

Menjadi hamba Tuhan semata-mata adalah otoritas dan pilihan Tuhan, bukan ditentukan oleh pilihan diri sendiri atau kemampuan akademik dan profesi seperti dalam dunia sekuler. Adalah kewenangan Tuhan sendiri memilih hamba-Nya. Nikodemus, sang guru besar Yahudi, tidak dipilih Yesus pada waktu itu (Yohanes 3:10). Menjadi hamba Tuhan bukan pilihan tetapi panggilan. Maka pelayanan itu sebenarnya bukan sebuah jabatan yang harus diperebutkan atau sebaliknya dihindarkan, tetapi harus ditaati dan dikerjakan dengan kesungguhan hati.

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kisah Para Rasul 1:8

Yeremia ditetapkan menjadi nabi “sebelum engkau keluar dari kandungan” (Yeremia 1:7). Allah menetapkan kehidupan seseorang, terlebih menjadi hamba-Nya. Seorang hamba Tuhan harus sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada Tuhan dengan kerendahan hati dan mengakui keberadaannya seperti Yeremia yang “tidak pandai berbicara.” Demikian juga Musa dan Yesaya. Jadi harus diutus Allah (Yohanes 3:34). Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas dan diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:8).

Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
Yohanes 3:34

Karena firman Allah adalah kebutuhan umat Tuhan (Jemaat), maka kita harus terus berdoa agar Tuhan dan Raja Gereja mengirimkan hamba-Nya dengan SK “Yohanes 3:34”. Amin!



Beritakan Kabar Baik