Renungan Harian
Kamis, 22 Desember 2016
Tembok Yerikho mengingatkan kita akan perjalanan Israel menuju Kanaan. Pintu gerbang Yerikho ditutup bagi umat Israel. Sejarah ini menjadi kesaksian juga bagi kita, orang beriman pada masa kini. Ketika kita menghadapi penolakan dari orang-orang asing maupun orang-orang di sekitar kita, yang kita andalkan adalah kuasa Tuhan. Mengandalkan Tuhan, menyerahkan hidup dan harapan kepada-Nya itulah iman. Iman tidak hanya sebatas ucapan percaya kepada Tuhan di dalam hati, tetapi menjadikan perkataan itu hidup dan nyata dalam tindakan. Maka hal itu akan menyatakan kuasa llahi yang luar biasa.
Nas ini memberikan gambaran yang luar biasa itu kepada kita. Untuk mengalahkan kota Yerikho yang dikelilingi tembok pertahanan yang sangat kuat, Allah memerintahkan kepada umat Israel untuk mengelilingi sebanyak tujuh kali. Ketika umat Israel melakukan seperti apa yang difirmankan Tuhan, maka tembokpun hancur. Di situlah kuasa iman itu bertindak.
Iman membuat orang dapat mengalami mukjizat. Karena iman juga seseorang sanggup bertahan menjalani penderitaan. Di dalam iman selalu tersedia pengharapan yang didasarkan pada janji Allah yang kekal dan pasti. Dengan iman kita dimampukan untuk melihat masa depan di tengah kegeiapan. Iman membuat kita tidak terpenjara dengan situasi masa kini.
Seperti rasul Paulus, jasmaninya terpenjara, namun karena iman ia tetap bersukacita menyaksikan kebesaran Tuhan. Penglihatannya selalu tertuju kepada apa yang ada jauh di depan, yaitu hadiah yang disediakan Allah bagi orang-orang yang setia.
Nas ini mengajak kita untuk tidak takut terhadap penderitaan. Hadapilah penderitaan dan musuh-musuh kita dengan iman.
Amin!