Renungan Harian
Kamis, 8 Desember 2016
“Berbahagia” dijadikan tujuan hidup setiap orang. Yang membedakannya adalah ukuran kebahagiaan: ada dengan harta benda (memiliki rumah dan mobil mewah), punya jabatan yang tinggi, punya keturunan. Ada lagi dengan pergi ke tempat-tempat hiburan. Dengan hal-hal itu ia akan bahagia. Benarkah demikian? Faktanya tidak. Banyak orang kaya yang hidupnya tidak bahagia. Jabatan/kuasa atau keturunan juga tidak memberi jaminan bagi seseorang pasti berbahagia. Ada juga justru keturunan atau anak-anaknya menjadi sumber kesusahan dalam hidup. Yang pergi ke tempat hiburan, sepulang dari situ kembali susah.
Suatu ketika Tuhan Yesus bertemu dengan seorang yang sedang kerasukan setan dan hati Yesus tergerak oleh belas kasihan. Ia menyembuhkan orang itu dan mengusir setan tersebut. Melihat peristiwa tersebut banyaklah orang yang merasa takjub. Seorang dari mereka berkata kepada-Nya “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” Jawab Yesus atas pernyataan itu, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
Sangat jelas di sini Tuhan Yesus meluruskan pemikiran yang salah tentang sumber kebahagiaan. Untuk dapat memperoleh kebahagiaan hanya bila kita melakukan dan memelihara firman Allah. Sudah begitu banyak kita mendengar firman Tuhan, namun sebanyak itu pula kita melupakannya. Dengan ini kita semua diingatkan, agar memelihara firman Tuhan yang telah kita terima dan dengarkan.
Marilah kita melakukan firman Tuhan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Hanya dengan melakukan firman Tuhanlah kita dapat berbahagia.
Amin!