Renungan Harian
Selasa, 6 Desember 2016
Kehidupan beriman oleh Yesus dalam nas ini diibaratkan dengan selembar kain yang semakin tua, susut dan rapuh. Bila kain tua tersebut sobek agar jangan lagi ditambal apalagi dengan kain yang baru, sebab akan menambah besar sobekannya, dan percuma. Itu adalah pekerjaan sia-sia dan bahkan sebuah kebodohan. Karena itu bila kain itu tua dan telah sobek, sebaiknya segeralah dilepas dan ditanggalkan saja, lalu “disimpan” sebagai warisan sejarah. Namun jangan dibuang begitu saja, seolah barang “haram” yang najis. Itu tetap berguna, sebab mengingatkan kita akan nilai yang telah menghantarkan kita masuk pada sebuah fase kehidupan lain yang baru.
Yesus mengajarkan sebuah proses perkembangan iman komunitas manusia dan sekaligus sebuah pertumbuhan hidup seseorang menjadi matang dan dewasa. Bukan mengatakan hidup manusia itu seperti layaknya kain yang telah menjadi tua dan sobek lalu disimpan menjadi sekadar barang pusaka. Tetapi bahwa keimanan itu adalah peradaban manusia yang terus bertumbuh mencapai tahap yang makin sempurna sampai akhirnya siap menanggalkan segala hal yang telah usang karena janggal dan tidak pantas. Bagi seorang Kristen dewasa, sungguh tidak pantas menempel lagi pada dosa yaitu sesuatu yang sudah susut dan tua.
Seorang dewasa yang hidup baru dalam iman bukan lagi bergantung pada hukum atau ketentuan yang dibuat orang lain. Sebaliknya, ia sendiri harus menjadi teladan dan sumber kebenaran bagi orang lain di sekitarnya. Tidak lagi terikat dan diatur oleh dunia, sebaliknya diteladani. Hidupnya menjadi pelajaran yang diperhatikan dan didengarkan oleh lingkungan. Sudahkah kita demikian?
Amin!