Renungan Harian
Jumat, 2 Desember 2016
Kalau kita berseru, berteriak memanggil seseorang namun tidak perduli dengan seruan kita, pasti kita akan kecewa atau mungkin juga marah. Berseru berteriak dengan penuh harap, namun tiada jawaban. Jangan-jangan kita akan berseru kepada siapa saja yang memberikan jawab. Bila berulang kali berseru tanpa ada jawaban, kemungkinan besar akan putus asa dan tidak lagi akan berseru. Dalam nas ini, pemazmur berseru kepada Tuhan, dan ia mengaku bahwa Tuhan telah menjawabnya. Tentunya seruan itu tidak dilakukannya hanya sekali saja. Pasti ia terus-menerus telah melakukannya tidak kenal menyerah.
Begitu banyaknya kebutuhan yang kita pergumulkan. Apakah kita senantiasa berseru kepada Tuhan? Atau sebaliknya, kita berseru kepada “sesuatu” yang kita anggap dapat memberi jawaban? Terkadang seorang teman berseru mengeluhkan masalahnya kepada kita. Menurutnya, ia telah berseru terus-menerus kepada Tuhan, namun tidak didengarkan Tuhan. Makanya, jika kita berseru, bukan sekedar berseru. Tetapi agar seruan kita seturut dengan kehendak Allah. Karena itu, jangan kita lupakan firman-Nya: “Mintalah di dalam NamaKu!” Maksudnya, kita berseru kepada Allah di dalam nama Anak-Nya, Yesus Kristus dan percaya kepada-Nya (Matius 24).
Sebab hanya Dia saja yang dapat memberi pertolongan (Mazmur 124, BE 161). Tetapi juga telah dikatakan adanya mesias palsu yang menyesatkan. Seruan kita sepertinya sering mendapatkan respons dari dunia ini, tetapi jawabannya berakhir pada kekecewaan. Karena itu, jangan asal berseru. Berserulah hanya di dalam Tuhan Yesus. Amin!