Renungan Harian
Kamis, 1 Desember 2016

Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
1 Timotius 1:5

Para pengajar sesat telah masuk merasuki jemaat Efesus yang dilayani Timotius. Karena itu Paulus mendorong Timotius agar menasihati mereka menghentikannya. Paulus mendorong Timotius untuk menasehati mereka dengan kasih yang bersumber dari tiga hal.

Pertama, hati yang suci; yang melambangkan keseluruhan diri seseorang yang dapat berpikir, merasakan dan membuat berbagai keputusan tanpa mendua hati. Ini berkaitan dengan masalah moral dan bebas dari maksud-maksud tersembunyi.

Kedua, dengan hati nurani yang murni, hal ini mengandung pengertian berpikir dan memeriksa. Dengan hati nurani, kita dapat menguji diri kita sendiri sehingga dapat membedakan yang benar dan yang salah, apa yang dapat diterima dan yang tidak bisa. Seseorang menasihati dengan kasih dari hati nurani yang murni artinya mampu memimpin seseorang untuk membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan yang bertanggung jawab dengan tulus.

Ketiga, menasehati dengaia iman, berdasarkan kepercayaan akan Allah atau Tuhan Yesus Kristus, tanpa kemunafikan.

Marilah kita mempraktekkan nasehat rasul Paulus ini. Ketika diperhadapkan kepada ajaran atau perilaku yang salah bahkan yang menyesatkan, agar kita merespon dengan hati yang suci, hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas.

Amin!



Beritakan Kabar Baik