Renungan Harian
Selasa, 26 Juli 2016
Dalam perjalanannya memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa, rasul Paulus mengalami sangat banyak penderitaan dan beban hidup yang melebihi kemampuan manusiawi. Dia pernah mengharungi lautan ganas yang menghancurkan kapal yang ditumpangi (Kisah Para Rasul 27:14-44). Ia juga melintasi padang belantara dan berhadapan dengan binatang buas (1 Korintus 15:32). Ia pernah dipatuk ular beludak yang sangat berbisa (Kisah Para Rasul 28:3). Selain itu, dia juga berhadapan dengan kejahatan manusia yang menghina bahkan memfitnahnya, yang menyebabkannya akhirnya dipenjara dan sampai akhir hidupnya sebagai status tahanan. Lebih dari itu bahkan dia mengalami suatu penyakit yang menjadi duri di dalam daging yang sangat memalukan dan menyiksanya lahir-batin (2 Korintus 12:7). Semua pengalaman itu baginya seolah kematian yang berulang-ulang. Namun dia selamat.
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
2 Korintus 12:7
Kematian yang begitu ngeri sepertinya tidak ada apa-apanya bagi Paulus. Kematian tidak menakutkan dan tak dapat menghambat panggilan Tuhan Yesus baginya. Tuhan Yesus telah menyelamatkannya dan akan tetap selamat sampai selama-lamanya dalam sorga. Itulah yang memberikan semangat dan kekuatan yang tak dapat padam bagi setiap orang yang memberitakan Injil, sama seperti Paulus. Sukacitanya semata-mata adalah apabila semua orang menerima Injil keselamatan dan kehidupan kekal di dalam Yesus Kristus.
Amin!