Renungan Harian
Rabu, 20 Juli 2016
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1) Tentu tubuh yang dimaksud dalam ayat ini adalah tubuh di mana telah dipimpin oleh firman yang telah menjadi daging atau karakter (Yohanes 1:14). Sifat dan karakter tubuh ini mengaku bahwa segala sesuatu yang baik yang kita peroleh adalah berasal dari Allah (Ulangan 8:18 dan Yakobus 1:17) yang telah kita alami dan akui dalam setiap doa penyerahan persembahan tiap Minggu.
“Persembahan” tidak dapat dipisahkan dari ibadah. Namun dalam prakteknya sering dipandang sebagai memungut kolekte atau memberi sumbangan kepada gereja malah menyumbang TUHAN. Persembahan dilakukan bagaikan pertunjukkan kebajikan, atau demonstrasi kemurahan hati di depan umum, ataupun memamerkan kekayaan. Hal seperti ini pernah dikatakan TUHAN Yesus. Yesus Kristus menegaskan bahwa janda miskin memberi lebih banyak dari orang kaya (Markus 12:41-44 ; Lukas 21:1-4). “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Korintus 9:7). Melalui ayat-ayat ini, kita diarahkan untuk menyerahkan persembahan yang benar.
Amin!