Renungan Harian
Senin, 18 Juli 2016
Nas ini mengajak kita untuk lebih mengenal dan merasakan rahmat dan kasih setia Tuhan kepada kita yang tidak habis-habisnya dan selalu baru tiap pagi. Yang sering membuat hati kita tidak merasakan kasih setia Tuhan adalah jika kita membanding-bandingkan hidup sehari-hari terhadap orang yang lebih beruntung dan berbahagia, atau kita terlalu dikuasai oleh kebutuhan duniawi yang belum tercapai sepenuhnya. Oleh sebab itu janganlah kita buat harta, jabatan, kekuasaan dan kemakmuran lainnya sebagai ukuran kasih setia Tuhan, meskipun perlu kita ingat bahwa itu semuanya dapat diberikan oleh Tuhan kepada kita.
Paulus selalu bersyukur dan memuji Tuhan meskipun ia berada di penjara. Siapapun tidak akan dapat menghalangi rasa syukurnya kepada Tuhan meskipun ia miskin, sebaliknya tidak ada yang dapat memaksa orang kaya atau yang diangkat menjadi pejabat untuk bersyukur kepada Tuhan. Pengakuan akan kasih setia Tuhan lahir dari hati serta iman yang taat kepada-Nya.
Setiap pagi kita bangun, layak mengakui dan bersyukur atas kasih setia Tuhan, sebab ada orang yang tidak bisa bangun lagi dari tidurnya. Adalah kasih setia Tuhan jika kita dapat mengakhiri satu hari pada malamnya dapat tidur lagi. Adalah kasih setia Tuhan jika hati dan jiwa kita masih merasakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita, meski tidak harus berkelimpahan berkat. Yang paling besar adalah kasih setia Tuhan telah diberikan kepada kita melalui Yesus Kristus sang Penebus, sehingga kita memperoleh hidup yang kekal. Dalam hidup yang kekal, kasih setia Tuhan adalah selama-lamanya.
Amin!