Renungan Harian
Jumat, 15 Juli 2016
Ada kebiasaan sikap manusia melanggar apa yang telah diperintahkan. Hukum Tuhan yang ketujuh isinya melarang perzinahan. Larangan ini untuk melindungi perkawinan yang suci yang menjadi saluran janji-janji Tuhan. Perkawinan itu melambangkan perjanjian cinta kasih Tuhan dengan umatNya. Sekalipun perintah ini diarahkan secara khusus untuk memelihara kesucian dan kemurnian pernikahan, Yesus mengungkapkan perintah ini juga dikenakan untuk semua bentuk kedursilaan, baik dalam pikiran maupun perbuatan (Matius 5:27-28).
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Matius 5:27-28
Kita dapat mengatur hubungan dengan sesama agar tetap baik adanya. Kita memahami hukum Allah yang mengajar kita menghargai sesama manusia , dimulai dari harmonisnya hubungan di dalam keluarga umat Allah dengan cara menghormati ayah dan ibu kita. Hormat kepada mereka berarti mengakui mereka sebagai pengatur kehidupan dalam keluarga. Umat Allah juga akan menghargai hidup, menjaga kehormatan hubungan pribadi lawan jenis, menghargai kepemilikan, tidak bersaksi dusta, dan tidak cemburu terhadap apa yang dimiliki orang lain. Tuhan mau kita dipercayai dalam segala hal (BE 755:1). Mengasihi Allah berlanjut mengasihi sesama (1 Yohanes 3:11-17).
Banyak orang mengaku menyembah Allah tetapi meremehkan hubungan dengan sesama. Sikap seperti itu tentu akan membawa bencana bagi orang lain. Hukum Allah tidak saja mengajarkan dan meminta umat-Nya untuk mengenal-Nya secara pribadi, tetapi harus pula membawa manfaat positif dalam hubungannya dengan sesama.
Amin!