Renungan Harian
Senin, 4 Juli 2016
Mazmur 104 ini memberitahukan kebesaran Tuhan dalam segala ciptaan-Nya. Maka wajar bahkan wajib semua ciptaan memuji dan memuliakan Tuhan, khususnya manusia. Siapa yang tidak terpesona, bernyanyi atau bersiul gembira bila mengalami kesenangan melihat alam yang indah? Apakah manusia sadar akan kebesaran Tuhan dalam ciptaan-Nya atau yang terjadi dalam hidupnya
sendiri?
Jika orang lain tidak mau tahu tentang hal itu, tetapi kita patut bersyukur dan bernyanyi saat merasakan besarnya kasih Tuhan dalam hidup kita. Sekiranyapun harapan duniawi kita tidak terkabul atau belum tercapai, hati dan jiwa kita tidak kurang sukacita bernyanyi bagi Tuhan. Selama kita hidup, biarlah kita tetap menyanyi bagi Dia, bermazmur selagi kita masih ada.
Harapan atau kebutuhan duniawi tidak boleh kita jadikan sebagai ukuran sukacita kita kepada perbuatan Tuhan. Sebab satu hal yang sangat besar telah la berikan kepada kita, yakni kehidupan kekal. Tidak ada yang lebih besar dari hidup kekal yang kita cari dan butuhkan, karena semua hidup duniawi akan berakhir dan kita tinggalkan. Jabatan, harta, umur yang panjang, keturunan, kesehatan, semua ada akhirnya. Hidup yang kekal adalah keselamatan selama-lamanya yang tidak akan berakhir. “Sekalipun pohon ara tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, tidak ada lembu dalam kandng, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku!”
Zefanya 3:17-18
TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
seperti pada hari pertemuan raya. "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.
Zefanya 3:17-18
Amin!