Renungan Harian
Sabtu, 18 Juni 2016
Nas ini adalah seruan solidaritas “nasional” umat Kristen di kota Roma. Orang Kristen Yahudi merasa lebih kuat dari orang Kristen non-Yahudi. Sikap itu melahirkan perpecahan. Sejatinya kelebihan dan kekuatan harus dimanfaatkan secara positif dengan membantu yang lemah, serta berusaha untuk saling membangun; bukan mencari kesenangan kelompok sendiri (Roma 15:1-2).
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
Roma 15:1-2
Yesus sudah memberikan diri-Nya menjadi teladan dengan melayani orang-orang bersunat, demi kesetiaan janji Allah kepada nenek-moyang mereka. Daud menggunakan kekuasaan dan kekuatannya untuk memuliakan Allah dan menyebarkan puji-pujian di antara bangsa-bangsa (Mazmur 50).
Dewasa ini solidaritas nasional ditengarai semakin terkikis. Golongan tertentu mau menyingkirkan orang lain. Setidaknya itu tampak pada kalangan masyarakat konsumtif yang menggandrungi kemewahan dan harta benda. Mereka bukan lagi bekerja untuk kebutuhan hidup, melainkan demi harga diri dan kehormatan.
Firman ini mengingatkan kita akan pentingnya rasa solidaritas dan menjalin komunikasi untuk saling menerima satu sama lain. Jangan sampai kedudukan, kehormatan dan harga diri menutup mata hati kita bagi orang lain. Kristus menjadi contoh bagi kita semua, yang meninggalkan kemuliaan-Nya. Oleh kasih-Nya Ia hidup menyatu dengan manusia dalam kehinaan.
Amin!