Renungan Harian
Sabtu, 11 Juni 2016
Nas ini merupakan implementasi dari perumpamaan tentang pelita. Pelita dinyalakan orang tentunya ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang di dalam rumah dapat melihat dengan terang. Tidak ada orang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah ranjang atau meja. Bila demikian, tentu cahayanya akan tertutup, tidak berfungsi dan tidak berguna. Pelita hidup tetapi sia-sia.
Demikianlah halnya, tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dibukakan, dan tidak ada rahasia yang tidak akan diketahui. Karena itu, “perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.”
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Matius 5:13-14
Tuhan menghendaki kita agar menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14). Iman kita harus dinyatakan nyalanya dan jangan menjadi tersembunyi bagi orang lain. Inilah yang dikehendaki oleh Yesus dari kita, agar pelita iman kita tetap menyala dan menyinari semua orang. Dengan memberi sinar kepada orang lain, sekecil apapun nilainya, itu berarti kita telah menjadi terang bagi mereka. Marilah kita juga menunjukkan kebenaran Allah lewat perilaku dan perangai hidup kita, sehingga memungkinkan orang lain dapat melihat kebenaran dan mereka pun tertolong untuk memahami serta menerima kebenaran tersebut.
Amin!