Renungan Harian
Kamis, 19 Mei 2016
Banyak hal yang dicari dan dikejar orang di dunia ini: harta materi, kuasa, pasangan hidup, kehormatan dan keturunan. Namun setelah mendapatkannya, kemudian semuanya akan hilang. Kuasa ada waktunya. Pasangan hilang oleh kematian. Harta materipun ada masanya. Tidak ada yang kekal. Semua akan berakhir.
Ada beberapa nama orang yang pernah meraih kesuksesan tapi berakhir dengan prihatin, seperti: Charles Schwab, pemilik baja terbesar, akhirnya mati dalam kemiskinan, Arthur Cutten, pedagang gandum terbesar, meninggal dalam kondisi bangkrut. Albert Fall, seorang anggota Kabinet, meminta pengampunan untuk keluar dari penjara agar bisa meninggal di rumah. Dan banyak lagi yang kita kenal, yang dahulunya sebagai orang sukses namun berakhir dengan kepahitan.
Nas ini mengajak kita untuk sadar bahwa segalanya akan berakhir, seperti yang Tuhan Yesus katakan pada hari kedatangan-Nya kelak, “Matahari menjadi gelap, bulan tidak bercahaya, bintang-bintang akan berjatuhan.” Tapi Yesus juga berkata, “Meski langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Artinya, semua yang dicipta akan berakhir. Namun firman Tuhan kekal dan berkuasa selama-lamanya.
Kita boleh menjadi kaya. Boleh punya pasangan. Boleh punya kuasa dan jabatan. Namun jangan sandarkan hidupmu kepadanya, karena semua akan berakhir. Persiapkanlah dirimu untuk menyambut kedatangan Tuhan keduakalinya. Cari dan hiduplah dalam firman-Nya, karena hanya di dalamnya ada kehidupan yang kekal.
Marilah kita hidup dan bekerja dengan penuh semangat. Jangan berhenti melakukan yang baik, seperti Martin Luther katakan, “Seandainya pun saya tahu besok dunia akan berakhir, saya akan tetap menanam apel hari ini!” Bersemangatlah untuk kekekalan yang telah Tuhan sediakan.
Amin!