Renungan Harian
Selasa, 17 Mei 2016
Penumpangan tangan hanya patut kita terima dari dan dilakukan oleh hamba Tuhan yang diurapi. Karena itu, Tuhan tidak memperkenankan sembarangan orang menumpangkan tangan atas kepala kita. Hanya para hamba-Nya saja yang diperbolehkan, dan tidak semua orang.
Bila kita juga sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan, oleh penumpangan tangan itu kita juga dapat merasakan tangan Tuhan sendiri yang memberkati. Hati dan jiwa kita berkobar-kobar. Hidup kita terasa dicurahi semangat Roh yang menyala-nyala. Berbahagialah apabila hamba Tuhan menumpangkan tangannya atas kita.
Kobaran semangat Roh sedemikian patut dan harus dipertahankan dan dipelihara. Sebab bila kita lalai, semangat itu akan menjadi lemah bahkan lenyap dan hilang. Itulah perlunya dan sebaiknya menyediakan diri untuk mengambil kesempatan bertemu dengan hamba Tuhan, terutama saat-saat beribadah di gereja atau Bait (rumah) Tuhan. Karena Tuhan telah berkenan memakai hamba-Nya menumpangkan tangan memberkati kita umat-Nya.
Karena itu jangan lalaikan kesempatan seperti itu. Bahkan dengan sepenuh hati mintalah kepada Tuhan untuk mengutus hamba-Nya membuka pintu berkat bagi pergumulan dan permohonan serta kerinduan hati kita. Dan percayalah, lebih dari yang dapat kita mengerti secara akal pikiran (logika), akan dapat terjadi oleh dan atas kasih Tuhan.
Jangan sekali-kali meremehkan saat-saat dan kesempatan seperti itu. Sebab sesungguhnya Allah sendiri mau dan rindu supaya setiap anak-anak-Nya datang dan diberkatiNya. Di situlah anak-anak Tuhan juga diutus untuk menjadi saksi akan kuasa dan kasih karunia-Nya. Amin!