Renungan Harian
Kamis, 12 Mei 2016
Sekali saya pernah menonton pertandingan sepak bola, di mana pemain yang satu berusaha menyingkirkan lawannya dengan mencekal kaki lawannya yang menyebabkan kesakitan dan akhirnya digotong keluar dari lapangan permainan.
Mungkin pada pertandingan-pertandingan yang lain juga saudara pernah melihat kecurangan untuk mendapatkan kemenangan. Berbeda dengan pertandingan yang dimaksud dalam nas ini, pertandingan di sini adalah pertandingan iman yang dilakukan hanya dengan cara-cara yang benar, karena yang akan kita peroleh adalah hidup yang kekal. Pertandingan di sini bukan untuk mengalahkan orang lain, melainkan terhadap diri kita sendiri.
Apakah kita mampu hidup sesuai dengan standar firman Tuhan? Atau kita justru kalah dan menyerah dengan sifat kedagingan kita? Apakah kita mampu mengalahkan godaan iblis, atau justru menyerah?
Paulus menasehatkan agar kita dapat menang, kita harus menjauhi hal-hal yang duniawi, sebaliknya mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan (1 Timotius 6:11).
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
1 Timotius 6:11
Ini adalah kunci agar kita dapat menang dalam pertandingan iman. Ingatlah, yang menjadi “wasit” adalah Tuhan sendiri. Maka kita harus melakukannya dengan aturan Tuhan, bukan aturan kita sendiri. Hadiah dari pertandingan tersebut sangat luar biasa, yakni mahkota kehidupan kekal. Suka atau tidak, mau atau tidak, pertandingan ini wajib kita jalani. Jika kita tidak siap, maka kita tidak akan menang. Akan tetapi jika kita siap, maka kita akan mampu bertanding dengan baik dan benar di hadapan Tuhan.
Amin!