Renungan Harian
Sabtu, 7 Mei 2016
Ada bahaya dalam hidup beragama, yakni lip-service. Karena itu, orang yang berseru kepada Yesus sebagai Tuhan tidak otomatis masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kalau otomatis, “Enaklah, yauw … ?” Melainkan mereka yang percaya kepada Tuhan dan diikuti dengan melakukan kehendak-Nya. Karena itu, waspadalah terhadap pengajar-pengajar sesat yang menyamar seperti domba, padahal mereka adalah serigala yang buas.
Bisa saja terjadi, suatu ketika orang berseru: “Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu? Bukankah kami mengusir setan demi nama-Mu dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu?” Kala itu Yesus akan terus terang mengatakan: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23)
Yesus mengajarkan bahwa lip-service dalam hidup orang Kristen tidak cukup. Dia menghendaki perbuatan sebagai bukti nyata kita percaya kepada-Nya. Seseorang bisa menipu atau tertipu, seolah-olah sudah masuk dalam kawanan pengikut Yesus Kristus, padahal mereka justru tidak melakukan perintah dan kehendak-Nya. Bila kita mengasihi Tuhan, maka tentu kita akan melakukan kehendak-Nya, bukan?
Marilah mengasihi Tuhan bukan dengan perkataan atau lidah semata, tetapi dengan perbuatan dan tindakan nyata. Tetaplah rajin berdoa dan berseru kepada Tuhan. Tetapi yang jauh lebih penting adalah, juga lebih rajin melakukan kehendak dan perintah-Nya. Kristen lip-sevice? No way!
Amin!