Renungan Harian
Jumat, 6 Mei 2016

Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
Amsal 15:1

Kita sering dengar, “Mulutmu adalah harimaumu.” Perkataan atau ucapan kita yang tidak baik bisa membinasakan diri kita sendiri. Hari ini kita diingatkan bagaimana mempergunakan lidah dengan benar sebagai seorang murid dan orang percaya. Satu dari sekian banyak organ tubuh yang diciptakan Tuhan, lidah seharusnya dipakai untuk mengkomunikasikan segala sesuatu yang dikehendaki Tuhan, bukan untuk mengungkapkan hal-hal yang negatif atau yang buruk. Jawaban kita yang baik akan menghasilkan yang tidak baik.

Dalam nats ini disebutkan jawaban atau ucapan yang lemah lembut meredakan kegeraman. Kata-kata yang pedas dan kasar menimbulkan kegeraman dan perselisihan. Karena Tuhan telah memberikan damai di tengah-tengah kita, tugas orang percaya adalah menciptakan damai, bukan kegeraman, perang atau keributan.

Pemazmur mengajak kita untuk menyaksikan kemegahan Tuhan sebagai Raja kekal yang membuat dunia ini baik adanya (Mazmur 93). Kita yang dipenuhi Roh Tuhan dibimbing untuk meyakinkan orang akan Yesus yang telah naik ke sorga dan yang akan datang kembali ke dunia ini (Kisah Para Rasul 1:1-11). Tentunya kita juga mendambakan diri sebagai orang yang dilayakkan untuk menyaksikan kebaikan dan kasihNya (BE 730:1).

Untuk itu, ucapkan kata-kata yang baik! Sebab dengan itulah kita dibenarkan. Kita akan dihakimi dari perkataan yang kita ucapkan.

Amin!



Beritakan Kabar Baik