Renungan Harian
Rabu, 20 April 2016
Melalui nabi Zakharia, Tuhan menyatakan rencana-Nya atas umat Israel tidak berubah. Dalam penglihatan sang nabi, rencana ilahi tersebut bukan saja untuk umat Israel yang tersisa pada zaman Yehuda, tetapi menjangkau jauh kepada sisa umat Allah pada zaman akhir. Kerajaan Allah yang kekal akan segera datang. Sang nabi menyerukan kepada orang yang hidup pada zamannya untuk melayani Tuhan.
Satu bagian dari kitab tersebut terfokus pada bagaimana mereka harus melakukan tepat seperti itu, meskipun orang Yehuda dalam keadaan baru kembali dari pembuangan dengan sumber daya yang sulit dan serba terbatas. Namun apabila mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan, Allah sendiri akan memelihara dan memberkati mereka (Zakharia 1:3). Bahkan kelak mereka akan menikmati kembali kemakmuran dan kesentosaan yang telah te renggut oleh dosa nenek moyang mereka. “Bilamana hari itu tiba, setiap orang akan mengundang tetangganya untuk datang dan menikmati damai dan sentosa di tengah-tengah kebun-kebun anggur dan pohon-pohon aramu.” (Zakharia 3:10)
Pemberitaan Zakharia, seperti juga nabi-nabi lainnya, adalah kabar yang mengandung pengharapan. Betapa pun berat kehidupan ini, kalau kita datang dan bergantung pada Tuhan, niscaya kita akan hidup. Selama kita bernafas masih ada kesempatan untuk bertobat dan tetap memiliki pengharapan. (Mazmur 6:6) Seperti semboyan Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), negarawan dan juga filsuf Romawi: “Dum spiro spero” (sementara aku bernafas, aku berharap).
Amin!