Renungan Harian
Selasa, 12 April 2016
Pergantian musim adalah suatu peristiwa keteraturan alam yang diberikan Tuhan untuk memelihara kehidupan. Karena itu manusia dan makhluk hidup lainnya senantiasa mengikuti irama alam menjadi dinamika hidupnya. Untuk mengelola kehidupan yang lebih baik dan bermakna, Tuhan memperlengkapi manusia dengan akal budi, sehingga mampu membaca dan menghitung “prakiraan” perubahan musim. Lebih dari itu, dengan imannya, bahkan Tuhan memberikan kesempatan bagi manusia untuk “mempertaruhkan” hidupnya di luar prakiraan dan berbagai kemungkinan (Matius 17:20; Markus 9:23 - “Karena itu sesungguhnya tidak ada yang mustahil bagi orang beriman.”)
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Matius 17:20
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
Markus 9:23
Setiap zaman dan masa serta peristiwa di alam semesta ini sesungguhnya adalah “tanda” yang Tuhan beri, supaya kita semakin percaya dan lebih bijaksana “berhitung” dan memaknai kehidupan. Olehnya kita akan senantiasa waspada dan berjaga-jaga. Bahwa manusia, bumi dan semesta alam semakin tua dan sedang menuju ajalnya. Segala zaman dan masa akan berakhir. Namun sebaliknya dengan Tuhan. Keberadaan dan kuasa Tuhan akan semakin nyata, dan tidak pernah berakhir.
Agar kita tidak menyesal nanti, kita harus peka dan peduli akan setiap peristiwa, cerdas membaca “tanda-tanda zaman”, dan datang kepada Tuhan. Ia mau supaya dengan “kecerdasan iman” yang telah diberi-nya, kita menjadi semakin jeli membaca “tanda” dan memaknainya untuk mengalami Tuhan melalui zaman dan masa (sejarah). Zaman dan masa akan berakhir. Namun kuasa firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.
Amin!