Renungan Harian
Senin, 11 April 2016
Seberapa besarkah persepuluhan itu? Pernah seseorang yang susah mendapat pekerjaan minta didoakan. Ia berjanji akan memberikan persembahan persepuluhannya setiap bulan. Tidak berapa lama, ia diterima bekerja dan mendapat gaji Rp.300.000,- setiap bulan. Ia setia memberikan persepuluhannya setiap bulan Rp.30.000,-. Demikian, seterusnya sampai gajinya Rp. 3jutaan. Karena sangat berprestasi ia selalu dihargai dan mendapat promosi jabatan. Beberapa tahun kemudian ia mendapat gaji Rp. 5juta satu bulan. Dia mulai berpikir dan menghitung betapa besarnya persepuluhannya. Sebab diperkirakan sudah bisa mencicil rumah dan mobil . Lalu ia mendatangi pendeta minta didoakan tentang janjinya supaya diubah menjadi 5 persen, tidak lagi 10 persen. Pendeta bertanya, “Apakah mau jumlahnya tetap Rp.30.000,-?” Iapun setuju. Tetapi pendeta mengatakan, “Jika anda mau tetap memberikan Rp.30.000,- biarlah gaji anda juga tetap Rp.300.000,-. Bukankah anda senang menerima lebih besar? Mengapa anda mengurangi rasa senang itu? Saya harap anda mau memberikan Rp. 1 juta, supaya nanti anda mendapat gaji Rp. 10juta.” Akhirnya orang tersebut pulang, dan meneruskan apa yang telah ia janjikan semula mempersembahkan persepuluhan.
Ilustrasi ini menggambarkan apa yang disampaikan dalam renungan kita hari ini. Bila mendapatkan curahan berkat yang besar harus memberi persembahan lebih besar. Jika kita mengharapkan berkat yang lebih besar maka jangan pernah mengatakan persembahan kita terlalu besar. Yang pasti kita lebih banyak menerima dari pada memberikan.