Renungan Harian
Sabtu, 9 April 2016
Nats ini menyerukan kita untuk bertekun dalam persekutuan. Bersekutu merupakan salah satu dari hakekat hidup jemaat mula-mula
dengan meneladani pelayanan Yesus Kristus. Setelah Yesus naik ke sorga, mereka meneruskan kebiasaan tersebut. Pola hidup itu menjadi gambaran jemaat yang ideal sebagaimana dikehendaki Tuhan.
Kala itu jemaat yang masih relatif muda, miskin dan jumlah orang percaya yang masih sedikit. Hidup mereka sering terancam karena dicurigai, dikejar-kejar dan teraniaya. Keadaan itu tidak membuat persekutuan mereka kacau balau. Sebaliknya, hidup persekutuan mereka sangat indah. Mereka senantiasa bertekun, sehati, saling mengunjungi, makan bersama, bergembira, tulus hati dan memuji Allah. Perilaku hidup ini ternyata kunci pokok menjadi disukai orang sekaligus menghindari kebencian.
Ini menjadi kritik pedas akan hidup keberagamaan kita saat ini dalam bergereja dan bersosial. Apakakah hidup bergereja kita
membuat orang lain sukacita? Jangan-jangan malah menyulut kebencian dari tetangga kita? Perlu di-check dan recheck! Bila dibenci, tentu ada yang tidak beres dengan kita. Bila disukai, simak bagian akhir ayat ini: " … Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan." Selamat bertekun dalam persekutuan yang membangun.
Amin!