Renungan Harian
Kamis, 7 April 2016
Perkataan Kristus kita peroleh dari mendengar dan membaca Alkitab ketika mengikuti ibadah di gereja maupun di rumah, lalu kita renungkan dan doakan. Barulah kemudian tinggal diam di dalam hati kita. Bila ini menjadi pengalaman rohani maka akan mempengaruhi perilaku kita menjadi “manusia baru”. Manusia baru kita lalu akan membuahkan kebaikan, seperti: sikap sabar terhadap yang lain, mengampuni dan tidak menaruh dendam.
Dasar Paulus memberi nasehat ini (Kolose 3:16), karena orang-orang percaya juga adalah orang yang dapat berbuat salah dan berdosa namun Tuhan sudah terlebih dahulu memaafkan dan mengampuni.
Perubahan hidup sebagai anak-anak Tuhan, kita nyatakan melalui hubungan dengan sesama. Kalau pada waktu itu jemaat Kolose telah disusupi oleh pengaruh ajaran sesat, demikianpun pada jaman sekarang, begitu banyak yang telah menyusupi kehidupan orang-orang Kristen, baik yang mengatasnamakan agama, narkoba, seks bebas, LGBT, dan sebagainya yang membuatnya jauh dari Tuhan Yesus.
Firman ini menegur kita semua agar mengambil bagian dalam tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita, mengajar dan menegur sambil menyanyikan puji-pujian dan ucapan syukur. Mengajari dan menegur sesama bukanlah hal yang gampang, tetapi karena perkataan Kristus telah diam di dalam kita maka kita akan dimampukan bernyanyi, bermazmur dan mengucap syukur kepada Tuhan dengan penuh sukacita.