Renungan Harian
Kamis, 31 Maret 2016
Ketika orang-orang Farisi bertanya kepada Tuhan Yesus tentang hukum yang terutama dalam hukum Taurat, Ia memberi jawaban yang tegas kepada mereka bahwa yang pertama haruslah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi sedangkan yang kedua mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Matius 22:34-40).
Tentu jawaban Yesus ini merupakan suatu perintah bagi kita, bahwa mengasihi Allah akan kita nyatakan dengan bagaimana hubungan baik kita dengan sesama. Hubungan baik dengan sesama akan terlihat melalui perlakuan kita dan bagaimana cara berbicara dengan atau tentang sesama kita. Kita tidak boleh memburuk-burukkan, menghakimi atau memfitnah orang lain karena hal tersebut sama dengan menghakimi sesama dan hukum (Yakobus 4:11)
Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.
Yakobus 4:11
Kita selalu mencari tahu apa yang Tuhan kehendaki dari kita sebagai umat-Nya dan kerinduan ini pula yang membawa kita rajin mengikuti ibadah, rajin membaca firman, rajin berdoa. Yakobus tampaknya tahu bahwa memikirkan dan membicarakan perbuatan baik jauh lebih mudah dari pada melakukannya. Agar kita tidak seperti tong kosong nyaring bunyinya, menyebut dirinya sebagai anak Allah namun tidak memberikan buah yang baik.
Kini, kepada kita diingatkan untuk hidup berdasarkan kebenaran yang telah kita ketahui melalui firman Tuhan dan bila kita tidak melakukannya maka kita berdosa. Jadi kita bukan hanya menghindar dari perbuatan salah tapi juga harus melakukan yang benar.
Sebagai orang Kristen, marilah kita ambil bagian dalam memuliakan nama Tuhan melalui iman yang membuahkan perbuatan-perbuatan
baik karena iman yang tidak disertai perbuatan adalah mati (Yakobus 2:17).
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Yakobus 2:17