Renungan Harian
Kamis, 24 Maret 2016

Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Kejadian 41:52

Dari antara kita pasti ada yang pernah mendengar seseorang mengatakan “apalah arti sebuah nama” mungkin maksudnya adalah nama yang disandangnya sama sekali tidak berhubungan dengan untung maupun rugi, kebaikan atau kejelekan. Sementara ditempat lain, begitu banyak orang tua yang berusaha membuatkan nama bagi anaknya sesuai dengan harapan-harapannya, yang berhubungan dengan keberuntungan, kecantikan, kebaikan atau mungkin dengan sejarah.

Masa-masa berat telah dilalui oleh Yusuf bersama dengan kebaikannya dan kini ia menuai dari Allah yang menjadi sandaran hidupnya selama ini. Ia menjadi orang yang berpengaruh di Mesir dan kelak Allah memakainya untuk memberi makan keluarganya bahkan negeri disekelilingnya.

Firman ini (Kejadian 41:52) memberitahukan kepada kita, kalau Yusuf telah diberikan dua orang anak dan anak ke duanya diberi nama Efraim yang berarti berbuah lebat, berbuah lipat ganda. Yusuf benar-benar merasakan campur tangan Tuhan dalam hidupnya meski ia mengalami banyak kesengsaraan namun Allah memberi berkat keturunan baginya.

Ketika penderitaan datang menyerbu kehidupan kita, dihina, dipermalukan sesering itu pula kita akan berpikir bahwa kita tidak pernah memerlukan kesulitan tersebut. Namun renungkanlah apa yang telah dialami oleh Yusuf, mulai dari ia dijual oleh saudaranya, dipitnah oleh isteri Potifar, dipenjara namun ia tetap tekun dan setia kepada Tuhan.

Marilah kita belajar dari setiap peristiwa yang kita alami, meski sulit, hina dan berat bila kita menerimanya dengan iklas dan membiarkan Tuhan yang bekerja dalam hidup kita, percayalah pengalaman pahit akan membuahkan hasil yang manis.



Beritakan Kabar Baik