Renungan Harian
Senin, 21 Maret 2016
Dalam bahasa Batak cukup dikenal perkataan “situnjang na gadap” yang artinya adalah menjatuhkan orang yang sudah jatuh, dan tidak sama maksudnya dengan “jatuh ditimpa tangga” karena jatuh ditimpa tangga adalah penderitaan yang bertimpa-timpa datang kepada seseorang, kalau menjatuhkan orang yang sudah jatuh adalah perbuatan menambah beban yang dilakukan oleh orang kepada mereka yang sudah menderita.
Hendaknya peristiwa menjatuhkan orang yang sudah jatuh jangan terjadi di kalangan orang-orang percaya, maka penulis kitab Ibrani mengingatkan kita: Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Tangan dan lutut adalah dua bagian tubuh yang sangat berperan dalam melakukan pekerjaan. Mereka yang memiliki tangan yang lemah seperti itu perlu ditolong dan diberi kekuatan supaya dapat bekerja dengan baik. Intinya adalah supaya semua saling tolong menolong, topang menopang, dukung mendukung bukan untuk melemahkan.
Seandainya kita tidak mampu untuk menolong mereka yang menderita, maka jangan menambah beban lagi bagi mereka. Misalnya ada orang miskin yang jatuh sakit, kita tidak dapat memberi bantuan kepada mereka, maka jangan kita paksa lagi untuk membayar hutangnya kepada kita.
Untuk itulah sangat baik jika ada lembaga-lembaga di dunia atau di gereja yang dapat memberi bantuan kepada orang-orang lemah yang mebutuhkan bantuan. Negara kuat membantu negara miskin, yang kaya dapat menolong orang-orang miskin. Dalam pelayanan gereja, kegiatan diakoni perlu diperluas untuk menolong anggota-anggota jemaat bahkan masyarakat di luar gereja, agar dapat dibebaskan dari penderitaannya.