Renungan Harian
Minggu, 13 Maret 2016
MEMBERITAKAN KEMULIAAN TUHAN
Menjadi bangsa yang terjajah dan terbuang sangatlah menyakitkan bagi bangsa Israel, yang diasingkan di negri Babel. Bahkan jati diri sebagai umat pilihan Tuhan seakan-akan tidak berarti lagi. Mereka mengeluh dengan keadaan yang mereka alami sebagai bangsa terjajah. Mereka terus bersedih karena mengenang ketika mereka keluar dari Mesir sebagai orang yang merdeka. Dalam kondisi seperti itu Tuhan tetap mengasihi mereka dan memberikan pengharapan baru. Melalui Yesaya Dia menghibur dan mengingatkan umatNya bahwa Tuhan akan melakukan perkara yang lebih besar dari apa yang pernah mereka alami di Mesir. Jika Tuhan mengijinkan mereka masuk ke dalam pembuangan agar umat semakin dewasa dan hidup berkenan kepada-Nya.
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Lukas 1:37
Di tengah pengalaman pahit dan tidak menyenangkan, umat diuji untuk tetap berharap dan setia kepada Tuhan. Dibalik pembentukan yang menyakitkan, Allah mempersiapkan umat untuk menerima perkara yang lebih besar dan keajaiban yang besar sebab bagi Allah tiada yang mustahil (Lukas 1:37). Adakah kita sedang mengalami pergumulan berat dalam hidup ini sehingga membuat kita bertanya apa maksud Tuhan dengan semua yang kita alami?
Renungan ini mengingatkan kita, bahwa Allah membentuk kita terkadang melalui hal-hal pahit untuk menyatakan perkara yang lebih besar kepada kita. Tapi percayalah Allah akan menolong kita untuk melihat jalan di padang gurun. Allah kita adalah Allah yang sangat perduli dan setia. Dengan demikian umat yang telah Ia bentuk akan memberitakan kemuliaan dan kemasyuran-Nya (Yesaya 43:21).
umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku
Yesaya 43:21