Renungan Harian
Jumat, 4 Maret 2016
Di dunia ini sering kita bertemu dengan orang mengecewakan atau pemberi harapan palsu. Ada juga diantaranya orang-orang yang terpilih namun sering pernyataan dan perbuatannya menimbulkan kekecewaan. Paulus menyatkan tidak demikian halnya dengan orang-orang percaya.
Sebelumnya Paulus mengucap syukur. Karena ia yakin bahwa gereja di Tesalonika tidak akan dihukum, sebab Tuhan mengasihi mereka. Mereka telah dipilih, diselamatkan, dan dikuduskan oleh Roh Kudus di dalam kebenaran Injil Yesus Kristus.
Gereja, termasuk semua orang yang beriman dan taat kepada Yesus Kristus, dimaksudkan untuk menerima kemuliaan, bukan untuk menerima kebinasaan. Paulus menasehati jemaat Tessalonik agar lebih mementingkan ajaran yang benar (2 Korintus 5) sehingga orang lainpun takut dan menghargaimu (Yosua 4). Apabila keteguhan iman Kristen disandarkan pada pengalaman belaka, iman itu akan melemah dan goyah ketika pengalaman buruk seperti aniaya terjadi. Satu-satunya jalan agar iman Kristen kita dapat kokoh teguh dalam keadaan bagaimana pun ialah dengan mengalaskan iman dan pengalaman kita atas ajaran yang benar.
Yesus adalah Firman kebenaran, yang menuntun kita di jalan yang benar, mencukupkan kebutuhan kita, Dialah gunung batu yang menyemburkan air yang segar (BE 501). Dia pemberi harapan pasti. Kita dapat mengenal Dia secara akrab hanya jika kita bersedia menjadikan seluruh kebenaran Alkitab menjadi sumber dan dasar dari sikap, pola pikir, pertimbangan dan kelakuan kita sehari-hari. Jadilah orang percaya dan yang terpilih yang tidak membuat kecewa dengan hidup kita.