Renungan Harian
Senin, 29 Februari 2016
Meskipun Yesus pernah mengatakan bahwa barangsiapa mengikut Dia harus meninggalkan ayah, ibu, saudara-saudaranya, tidaklah memaksudkan bahwa keakraban dalam kekerabatan sudah tidak ada lagi, ibu mertua Simon (salah seorang murid Yesus) didatangi bahkan disembuhkan, bukankah di sini masih nampak kekerabatan?
Kita menolak ajaran yang ekstrim yang menghilangkan kekerabatan oleh karena “mengikut” Kristus! Ada orang yang tidak lagi perduli kepada orang tua, mertua atau saudaranya karena berada dalam satu aliran tertentu. Begitu fanatis mereka, orang tuanya atau anaknya (mereka yang orang tua) tidak lagi dikunjungi meskipun ada kegiatan-kegiatan keluarga atau bahkan menderita sakit. Meninggalkan ayah dan ibu ataupun saudara boleh saja asal sungguh-sungguh demi Kristus, bukan karena prinsip fikiran atau pandangan pribadi. Pun juga mengapa kita harus menjauh dari kerabat? Bukankah kita juga harus bertanggung jawab supaya kita tetap bersama dengan mereka di dalam Kristus?
Ibu mertua Simon disembuhkan! Adalah berita sukacita, ia disembuhkan dari demamnya sehingga kemudian melayani Yesus. Kesembuhan kepada banyak mertua pada saat ini bukan hanya kesembuhan demam tubuh, melainkan demam “hati” yang membuat hubungan orang tua dengan anak-anak yang sudah berkeluarga menjadi retak. Kita sangat membutuhkan kehadiran Yesus untuk menyembuhkannya, sehingga kemudian kita semua bersama-sama melayani Kristus. Penyakit demam orang tua perlu segera disembuhkan supaya jangan semakin tersebar dan menular kepada mertua yang lain, bukankah hubungan mertua dan menantu (khususnya mertua perempuan dengan menantunya perempuan) banyak dihinggapi demam? Demam yang bukan panasnya suhu tubuh, tetapi demam yang panasnya hati.
Mari kita memanggil dan mengundang Yesus agar Ia hadir dalam hidup kita, maka semuanya kita sembuh, lalu bersama-sama melayani Dia.