Renungan Harian
Jumat, 26 Februari 2016

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Matius 6:7-8

Banyak di sekitar kita misalnya dalam hal komunikasi, yang kurang jelas. Dasar dan tujuan yang keliru. Banyak komunikasi di kata-kata atau istilah yang disebutkan sulit dimengerti apalagi dalam komunitas orang muda zaman ini. Dalam berkomunikasi dengan Tuhan yaitu dengan berdoa juga disebutkan Tuhan, perlu dengan jelas apa yang terkandung di dalamnya. Ada tiga rukun Yahudi yang utama bagi orang Yahudi yaitu: sedekah, berdoa dan berpuasa. Ketiga rukun tersebut sering asal dilakukan dan sering disalahgunakan sebagai tujuan akhir. Sikap Yahudi ketika melakukan kegiatan keagamaan untuk peningkatan, kenikmatan diri sendiri dan agar dipuji orang lain. Akibatnya, keagamaan hanya menjadi suatu pameran kesalehan.

Motivasi kesucian yang salah ini dikritik oleh Yesus. Tindakan mereka sudah dianggap menerima upahnya dan tidak berharga di mata Allah (Matius 6:2,5,16). Doa yang benar dan jelas adalah di dalam roh dan kebenaran dan juga dengan tobat yang sungguh-sungguh (Wahyu 3:1-6). Doa merupakan suatu pergumulan, bukan kebiasaan.

Orang Yahudi cenderung bermain kata dalam doa. Nama Tuhan dipuji-puji, dihormati, dimuliakan, tetapi jalan hidupnya tidak terpuji. Dengan doa yang jelas dan benar, Dia tidak akan mengabaikan kita yang datang, janjiNya akan ditepati (BE 22:5). Sikap hati dan hubungan yang tidak benar dengan Allah tidak mungkin menghasilkan doa yang berkenan.



Beritakan Kabar Baik