Renungan Harian
Sabtu, 20 Februari 2016
Setelah Musa meninggal, umat Israel berada dalam suasana khaos, karena kehilangan seorang pemimpin kharismatik. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi Yosua, pemimpin umat Israel meneruskan pendahulunya. Yosua seolah jauh kalah tertinggal dibanding dengan Musa, padahal dengan tugas besar yang terbentang di depan, yakni memasuki tanah Kanaan. Dalam keadaan seperti itu, Tuhan tidak membiarkan Yosua dan umat Israel hidup tanpa pegangan. Maka Tuhan menghibur Yosua, anak Nun. Yosua tidak boleh lalai dan bersedih berlama-lama karena kematian Musa.
Masalah lalu tidak boleh menghambat kita maju menyongsong masa depan. Tuhan telah memberi perintah: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu! Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi. Tuhan menyertai Yosua dan umat Israel memasuki tanah Kanaan.
Penyertaan Tuhan berkuasa menguatkan dan meneguhkan hati Yosua dan umat Israel. Tuhan mengubah cara pandang mereka yang telah terbiasa fokus kepada manusia (Musa), menjadi fokus kepada kuasa Tuhan. Musa tidak berkekuatan apa-apa bila bukan Tuhan yang membekalinya. Bila Yosua dan umat Israel fokus kepada kuasa Tuhan, di situlah mereka berubah menjadi manusia yang tidak kecut dan tawar hati, sebab Tuhan senantiasa menyertai mereka.
Maka, marilah kita setia mendengar dan melakukan perintah Tuhan, agar hati kita kuat, jiwa kita teguh. Kita pun tidak kecut dan tawar hati, karena Tuhan beserta kita. Amin!