Renungan Harian
Rabu, 17 Februari 2016
Yesus datang ke muka bumi ini justru untuk menyelamatkan domba-domba yang hilang, atau sebagai tabib yang menyembuhkan orang sakit, seperti apa yang dikatakan Yesus dalam Lukas 5:31, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” Dan Yesus tidak pandang bulu dalam menyelamatkan orang.
Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Lukas 19:4
Dalam perikop ini bisa kita lihat dalam kisah perjumpaan Yesus dengan Zakheus sang pemungut cukai. Zakheus punya kerinduan yang sangat besar untuk dapat bertemu Yesus yang ia idolakan. Sayang badannya pendek, sehingga sulit baginya untuk bisa melewati orang-orang lain yang berpostur lebih tinggi darinya. Tapi ia tidak menyerah, ia pun berusaha sedemikian rupa dengan memanjat pohon ara (Lukas 19:4). Usahanya berhasil. “Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Yesus melihatnya dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Lukas 19:5). Bisa dibayangkan betapa terkejutnya Zakheus. Tidak saja melihat dan berbicara kepadanya, tapi Yesus bahkan berkenan untuk masuk dan menumpang dirumahnya. Tentu saja hal ini disambut Zakheus dengan sukacita.
Tuhan Yesus menganugerahkan keselamatan kepada Zakheus sebagai buah pertobatannya. Bukan saja kepada diri Zakheus sendiri, namun seluruh anggota keluarganya pun turut diselamatkan. Yesus pun menutup jawaban terhadap protes kerumunan orang-orang yang merasa lebih benar ini dengan “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. “(Lukas 19:10).
Kita sangat perlu belajar dan meneladani dari sikap keinginan Zakheus ini yang ingin ketemu Yesus didorong oleh hati yang
membara dan sungguh sungguh ingin ketemu Yesus. Pengalaman Zakheus melalui pemberitaan ini bisa kita alami, apalagi kalau posisi kita masih berada dalam ranah kristen KTP. Dan kalau ini kita alami maka kita menyanyikan BE No. 9:2 menjadi sangat syahdu. Mari kita nyanyikan nyanyian ini.