Renungan Harian
Sabtu, 13 Februari 2016
Dunia sekeliling kita ini, di samping dipenuhi dengan banyak kebaikan, juga dikerumuni oleh berbagai ketidakadilan dan kejahatan. Keduanya ibarat perang antara siang dan malam atau antara terang dan kegelapan. Ada kalanya orang jahat atau orang fasik kelihatannya lebih makmur dan sejahtera dibandingkan dengan orang yang beriman atau misalnya mereka yang rajin berdoa maupun beribadah. Adakalanya kejahatan itu lebih berkuasa dibandingkan dengan kebenaran. Ada kalanya kelihatannya kejahatan semakin subur dan tumbuh, sementara kebenaran semakin red up dan terkubur di telan zaman. Tidak heran bila kita seolah ingin berteriak dengan nyaring, mengapa kejahatan dan kefasikan seseorang bisa merajalela tak terkalahkan oleh kebaikan? Bahayanya, tidak mustahil bahwa orang yang baik, mereka yang rajin berdoa dan beribadah seolah tergoda untuk berhenti melakukan kebaikan, lalu memutar haluan untuk berbuat jahat.
Namun, firman ini memberi kita keteguhan hati dan iman: Sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tutus hati. Hukum kembali kepada keadilan. Hukum bisa saja seolah milik orang fasik, namun firman ini jelas menyebut bahwa hukum akan kembali kepada keadilan. Di mata orang fasik, orang yang tulus hati adalah orang bodoh. Namun, sesungguhnya orang yang tulus hati melakukan keadilan bukanlah orang bodoh. Maka orang yang tulus hati tetaplah setia melakukan hukum dan keadilan. Hanya orang yang tulus hatilah yang tetap komit dan konsekuen melakukan hukum dan keadilan, serta setia menghidupi hukum dan keadilan Tuhan. Marilah tetap hidup dalam kasih, memperjuangkan hukum, kebenaran dan keadilan.
Amin!