Renungan Harian
Senin, 8 Februari 2016
Dalam semua fasal ini Paulus memperlihatkan kepada kita bagaimana sesungguhnya Tuhan ada dalam kehidupan umat dan hambaNya. Banyak terjadi penderitaan, siksaan bahkan ancaman, tapi semuanya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan anugerah Tuhan yang telah diberikan kepada mereka. Paulus mengibaratkan seperti harta dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri mereka. Bahkan lebih nyata lagi dalam ayat 11 dikatakan: “Sebab kami, yang masih hidup ini, terus menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.”
Hidup pengikut Kristus bukan selalu dalam ketenangan, bahkan juga ada dalam penderitaan. Meski demikian ancaman itu tidak pernah mampu untuk menghentikan pertambahan orang percaya. Dalam semboyan Pekabaran Injil selalu dikatakan bahwa “darah orang martir, adalah benih yang subur untuk pertumbuhan orang percaya!”
Dengan bertambahnya orang percaya menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. Harta rohani yang begitu melimpah dinyatakan melalui penderitaan jasmani. Hal itulah mendorong kita untuk tidak pernah surut dari kegiatan rohani meskipun hidup jasmani sering mengahadapi siksaan.
Mari kita ingat, bahwa Tuhan Yesus tidak mau menyerah kepada iblis meskipun ditawarkan semua keindahan dan kesenangan dunia. Dunia adalah fana, ia hanya sementara saja maka kitapun janganlah mengorbankan iman dan roh kita hanya karena kepentingan jasmani. Apalah gunanya jika kita memiliki seluruh harta dunia jika roh kita binasa?