Renungan Harian
Sabtu, 6 Februari 2016
Daud memberi amanat kepada Salomo sebagai pewaris kerajaan. Dia memilih Salomo bukanlah atas kehendaknya sendiri, tetapi pilihan Tuhan atas anaknya tersebut, terutama untuk membangun Bait Suci. Sebagai ayah, Daud membekali anaknya untuk memangku tugas-tugas kerajaan. Dia memberi semangat dan beberapa langkah persiapan.
Pertama: Daud memperkenalkan Salomo kepada para pemimpin Israel, bawahan Daud, sekaligus menyatakan bahwa Salomo adalah pilihan Allah. Tujuannya agar mereka semua mengakui dan mendukung Salomo (1 Tawarikh 28:2-7).
Kedua: Daud menahbiskan Salomo di depan umat, agar Salomo sadar akan tugas dan tanggungjawabnya di hadapan Allah dan umat Israel (1 Tawarikh 28:8).
Ketiga: Daud menasihati Salomo agar setia serta bersandar penuh kepada Allah dan melakukan pembangunan Bait Suci dengan benar (1 Tawarikh 28:9-10; 1 Tawarikh 28:20-21). Daud menguatkan dan meneguhkan hati Saloma, agar jangan takut dan tawar hati.
Dasarnya adalah: “… sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai”.
Saudaraku! Inilah peran ayah sebagai Imam dalam keluarga mempersiapkan generasi muda dalam menjawab panggilan melayani Tuhan. Bila Tuhan memakai kita sebagai alatNya atau hambaNya, semua itu hanyalah anugerah Allah yang berdaulat atas kita dan siapa saja yang berkenan di hadapanNya. Amin!