Renungan Harian
Rabu, 3 Februari 2016
Hidup ini tidak selamanya mulus tanpa aral, adakalanya kita dihadapkan pada berbagai tantangan hidup, bisa berupa masalah dalam rumah tangga, sakit-penyakit, krisis keuangan dan lain-lain. Namun sebagai anak-anak Tuhan kesemuanya itu bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk menjadi lemah dan tawar hati. Mengapa? Karena kita percaya bahwa Tuhan Yesus selalu ada bersama kita dan di pihak kita. “Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;” (Mazmur 34:20).
Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;
Mazmur 34:20
Tuhan memberikan Roh Kudus untuk Penolong bagi kita. Dialah yang akan membantu kita untuk mengatasi segala kelemahan dan persoalan yang sedang kita alami, " … sebab Roh yang ada di dalam kamu, Jebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4).
Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
1 Yohanes 4:4
Kesadaran diri akan siapa yang ada di pihak kita akan menentukan bagaimana sikap dan reaksi kita terhadap apa pun yang terjadi. Jika Tuhan ada di pihak kita, tak ada yang perlu ditakutkan lagi. Perbedaan orang percaya dengan orang yang tidak percaya nampak saat menghadapi masalah. Orang yang percaya Kristus tetap mampu menjadl berkat walau saat mengalami masalah, sebaliknya orang yg tidak percaya jatuh dan tergeletak!.
Melalui Nats hari ini, Tuhan Yesus Kristus mengingatkan kita: Tak ada orang yg pernah sampai puncak tanpa melalui tahap demi tahap kehidupan. Dan setiap orang yg melalui tahapan tersebut pasti menjadi pribadi yang hebat dan tahan uji karena sudah mengalami perjuangan yg berat, medan yg sulit serta perasaan yang pahit. Setiap orang Kristen harus menyadari bahwa penderitaan yg sedang dialami dapat dipakai Tuhan menjadi kesaksian. Dengan bersikap positif saat mengalami penderitaan, kualitas iman kita kelihatan. Tetapi sebaliknya kalau kita langsung tersinggung saat kita merasa disepelekan, iman kita tak beda dengan orang kebanyakan. Jadi siapakah yang sanggup memisahkan kita dari kasih Kristus?
Jawabannya: Tidak ada!!!! Kecuali diri kita sendiri.