Renungan Harian
Kamis, 21 Januari 2016
Tuhan adalah Gembala dan kita adalah domba-Nya. Dalam kedaulatanNya, kita ditegur, dihajar dan dibimbing-Nya. Berdasarkan penjelasan Asaf, Mazmur 79 ini menggambarkan kondisi bangsa Israel yang sangat terpuruk. Mereka menjadi bahan olok-olok dan sudah sangat lemah. Dalam kondisi yang seperti ini, Asaf beranggapan bahwa yang seharusnya menerima murka Allah adalah orang atau bangsa yang tidak menyebut nama Tuhan. Asaf menyebut bahwa kondisi yang mereka alami adalah disebabkan oleh kesalahan nenek moyang mereka, sehingga seharusnya yang menanggung bukan generasi Asaf. Akan tetapi, apakah keluhan Asaf ini benar? Apakah benar bahwa generasi Asaf tidak bersalah? Ternyata tidak! Pada Mazmur 79:9, Asaf berteriak minta tolong kepada Tuhan dan meminta ampun atas dosa mereka. Dengan demikian, Asaf menyadari bahwa apa yang dialaminya disebabkan oleh dosa yang dilakukan oleh generasinya.
Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Mazmur 79:9
Di tengah situasi dimurkai Allah karena dosa dan pelanggaran mereka, ternyata relasi umat Tuhan dengan Tuhan dipahami oleh Asaf tetap sebagai relasi antara domba dengan Gembala (Mazmur 79:13). Adanya relasi di atas membangkitkan keyakinan bagi Asaf bahwa apa yang mereka alami mengandung kebaikan bagi mereka dan menjadi dasar bagi umat Tuhan untuk berseru kepada Tuhan dan memohon pengampunan. Asaf memiliki keyakinan bahwa Allah sebagai Gembala yang baik sedang membimbing umat-Nya.
Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik bagi kehidupan kita. Di dalam kedaulatan-Nya, Tuhan Yesus terus membimbing kita, sekalipun hal itu berarti bahwa kadang-kadang kita harus melewati pergumulan hidup yang berat. Terpujilah Dia Sang Gembala yang memelihara setiap yang orang yang bersandar kepadaNya.