Renungan Harian
Senin, 11 Januari 2016
Doa bukanlah kata-kata yang hanya diucapkan saja melainkan adalah dari hati yang sungguh serta kepercayaan kepada Allah yang akan menjawab doa kita. Mereka yang berdoa dengan sungguh-sungguh dan percaya akan menerima apa yang dimintanya. Berdoa adalah kepada Tuhan bukan kepada manusia (meskipun memang sangat baik jika doa-doa yang kita sampaikan boleh didengar oleh sesama dalam bahasa yang indah dan tersusun rapi). Perlu diingat bahwa doa tidak diukur dengan indahnya bahasa dan kata-kata, melainkan diukur dengan kesungguhan dalam percaya.
Pernah seseorang berdoa mendokan orang sakit yang sudah begitu krisis di dalam doanya ia meminta agar Allah memberi kesembuhan. Tetapi di tengah jalan setelah mereka pulang ia berkata kepada temannya bahwa si orang sakit itu tidak mungkin lagi sembuh sebab sudah sangat krisis. Berarti pada waktu mereka berdoa, si pendoa tidak percaya bahwa doanya akan diterima, tentu percuma saja kan?
Tuhan Yesus mengatakan bahwa berdoa itu harus dengan sungguh-sungguh dan percaya kita menerimanya, lalu Tuhan memberikannya. Oleh sebab itu dalam berdoa baik doa pribadi maupun dalam persekutuan, bahwa yang mengucapkan doa maupun yang lainnya harus di dalam iman percaya, dan selanjutnya harus pula dalam kebenaran. Sebab Yakobus juga pernah mengingatkan: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16).
Oleh sebab itu, marilah kita membiasakan diri berdoa dengan hati yang ikhlas, sungguh-sungguh dan percaya, bukan asal menyampaikan doa hanya sebagai suatu kebiasaan atau hanya sekadar menunjukkan identitas sebagai orang Kristen.