Renungan Harian
Jumat, 8 Januari 2016
Ada orang begitu senang ketika dikatakan mirip seperti artis atau tokoh yang terkenal, dan secara spontan akan dijawab dengan singkat “terima kasih” atau “amin.”. Sebaliknya tidak suka atau marah jika dikatakan serupa dengan orang yang tidak mempunyai keistimewaan.
Hari ini firman Tuhan menyapa kita bahwa ada peringatan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Kenapa? Kita semua tahu bahwa dunia ini sudah jatuh dalam dosa dan kejahatan, setiap orang saling menghancurkan. Jadi jika serupa dengan dunia itu artinya tidak ada lagi saling mengasihi padahal orang yang percaya seharusnya jauh dari perbuatan merusak dan menghancurkan. Larangan untuk tidak serupa dengan dunia ini berarti tidak hidup/tinggal dalam kegelapan tetapi tinggal dalam terang. Tugasnya menerangi dunia ini. Dan terutama bisa mengampuni sesama (BE 404:1) bahkan jauh harus menolak suap seperti Bileam pada awalnya (Bilangan 24) dan senantiasa memuji dan memuliakan Tuhan (Lukas 1). Bukan hanya disebut jangan serupa namun dituntut memperbaharui akal budi.
Cara berpikir dunia ini cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, namun orang percaya yang hidup dalam terang dituntut kejujuran. Tahu mana yang baik, mana kehendak Tuhan. Adakah kita sama seperti tokoh dunia ini atau sama seperti dunia ini dalam setiap langkah hidup kita? Tuhan menginginkan kita benar-benar berbeda· dengan dunia ini.
Gaya hidup bermegah yang cenderung dilakukan banyak jemaat termasuk pada saat ikut kebaktian namun sikap terhadap orang lemah, yang layak dikasihi tidak pernah berbelas kasihan, harus berobah hidup berbelas kasihan. Kalau Tuhan memberikan berkatNya yang berlimpah tentu yang diharapakanNya adalah berkelimpahan berbuat atau bertindak tidak seperti dunia ini namun tindakan yang jauh dari kemuliaan pribadi tetapi kemuliaan Allah. Lakukan semuanya jauh dari kepentingan pribadi kita.