Renungan Harian
Kamis, 7 Januari 2016

Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu.
Mazmur 86:9

Mazmur 86 adalah doa permohonan Daud atas belas kasihan Tuhan. Ia mengenal Allah sebagai Allah yang penuh belas kasihan, Allah yang baik dan suka mengampuni, Allah yang berlimpah kasih setia, Allah yang besar dan melakukan keajaiban-keajaiban. Pemazmur meyakini bahwa Allahnya tidak dapat disejajarkan dengan siapa pun yang diakui sebagai allah oleh orang lain. Allahnya adalah satu-satunya Allah yang harus disembah dan dimuliakan oleh segala bangsa. Pengenalan kepada Allah yang demikian membuat pemazmur menyebut dirinya ‘sengsara dan miskin aku’; ‘hambaMu’. Ini semua adalah sebutan dari seseorang yang mengakui bahwa dirinya bukan siapa-siapa yang layak diperhitungkan oleh Allah, namun karena Allah mengasihinya dan karena ia percaya pada kasih Allah, ia menjadi berani dan dilayakkan untuk menaikkan permohonan kepada Allah.

Melihat kepada Allah dan melihat kepada dirinya sendiri membuat pemazmur sadar bahwa ia tidak akan sanggup menjaga hidupnya sendiri, menyelamatkan dirinya sendiri dan mendatangkan sukacita bagi dirinya sendiri. Ia sadar ia bergantung kepada Allah untuk semuanya itu. Karena itulah pemazmur mengambil langkah untuk berseru kepada Allah, memohon belas kasihan Allah (Mazmur 86:1) sepanjang hari (Mazmur 86:3).

Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.
Mazmur 86:3

Bukan sesekali, tapi sepanjang hari, setiap detik dalam hidupnya pemazmur membutuhkan Allah. Doa yang dinaikkan pemazmur bukan sembarang doa dengan asal menaikkan permohonan, melainkan sebuah dialog yang lahir dari hubungan yang hidup dengan Tuhan yang hidup.

Bagaimana dengan doa-doa kita? Sudahkah kita mengenal Allah dengan benar? Allah kita itu kuat dan setia, jadi patutlah Ia menjadi tempat perlindunganmu dan patutulah hanya Dia yang kita sembah dan puji.



Beritakan Kabar Baik